Prolog

Wednesday, September 5, 2012

"Jadi ini pertama kalinya kamu jatuh cinta?"

Kupandang pria di seberang mejaku ini dengan tatapan sebal. "Bukan. Jelas bukan. Aku pernah jatuh cinta lebih dari dua kali.. tiga.. ehm... entahlah. Tapi jelas ini bukan yang pertama."

"Oke. Kamu mungkin bisa mengelak bahwa ini bukan jatuh cinta. Tapi jangan sangkal bahwa ini pertama kalinya kamu begitu tergila-gila pada seorang wanita." Dia menyesap kopi hitamnya yang tinggal separuh cangkir. "Sangat tergila-gila, sampai-sampai segala macam akun social media-mu kamu gunakan untuk memujinya."

"Baiklah, ini mulai berlebihan. Aku hanya beberapa kali menuliskan puisi dan cerpen tentangnya dalam blog. Itu saja." Kali ini dia tersenyum kecil, mengejek. "Ingat, tentang dia. Bukan untuk dia."

"Apa bedanya? tulisan-tulisan yang katamu 'tentang dia' itu, sama artinya dengan 'untuk dia'. Tulisan yang kamu harap akan dibaca olehnya. Agar dia mengerti bahwa kamu diam-diam mengaguminya." Kali ini dia tertawa menyebalkan. "Dan aku harus memberi salam hormat padamu soal yang satu ini. Dia memang cantik."

Menurutku definisi kata cantik bisa bermacam-macam. Yang sering kudengar adalah kalimat 'Cantik itu relatif.' Memang benar. Dan wanita ini, ah...dia memang menawan. Benar jika dikatakan ini kali pertama aku sangat tergila-gila pada wanita. 

"Entahlah, tapi jika kamu mampu mengikuti jalan pikirannya yang mengesankan itu, kau akan terus berdecak kagum." Juga caranya bernyanyi yang bisa membuatmu terharu, atau cara berjalannya yang mengagumkan. Lanjutku. Dalam hati.

"Sangat mengagumkan sampai-sampai kau tak berani mengatakan bahwa kau mencintainya?"

"Belum. Hanya belum."

"Lalu sampai kapan 'belum' ini akan berlangsung?"

Aku diam. Kusesap juga kopiku hingga habis tak bersisa sambil mengingat-ingat gerak-gerik wanita yang sedari tadi kami bicarakan ini. Senyumnya, matanya. Kurasa dia pemilik mata tercantik di dunia. Aku tak tahu apa ini sudah menjadi cinta atau baru sebatas kekaguman yang menjadi-jadi. Tapi memang benar jika ku katakan segala tentang wanita ini terus melekat dalam pikiranku. Menghidupi tulisan-tulisanku dengan sosoknya sebagai inspirasi. Entah ini cinta atau bukan. Aku masih belum tahu.

Karena aku selalu pasti mengagumi dengan hati
Di setiap jengkal indahnya, di setiap jengkal buruknya


Bungkul, 6 September 2012
Dari sebuah lagu milik Sheila on 7 - Karena Aku Setia

0 comments:

Post a Comment